Oleh Dr. Ryu Hasan
Dalam kondisi kesurupan penderita bisa melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Setelah fase itu dilewati, biasanya fisik orang yang habis kesurupan merasa lelah tapi mental mereka mendapat kepuasan. Akibat rilis oksitosin.
Ya memang ada orang yang disebut sebagai kesurupan, masalahnya adalah sebetulnya kesurupan itu apa? Gitu kan?
Kesurupan pada dasarnya adalah sebuah kondisi neuropsikologis yang melibatkan beberapa sirkuit di otak.
Kesurupan dipandang dari sisi ilmu kedokteran dianggap sebagai sebuah keadaan patologis, keadaan yang membari efek negatif atau mengganggu. Dalam dunia medis, kesurupan disebut sebagai Dissociative Trance Disorder (DTD) atau gangguan trans disosiasi. Jadi ya memang dianggap ‘gangguan’.
Di daerah-daerah di India, angka kejadian DTD (kesurupan) bervariasi 1-4% dari populasi, di Indonesia (seperti biasanya) tidak ada data yang jelas.
Ada juga sih anggapan, kesurupan akibat kekuatan/roh gaib. Anggapan semacam ini bukan sains, ilmu kedokteran tidak mengenal yg macam metafisika ini.
Dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya banyak orang yang mengalami hal yang mirip atau semacam kesurupan atau possesion atau trance tanpa disadari.
Pernakah kamu nyetir naik motor, tiba-tiba sudah nyampai rumah atau kantor saja dan lupa harus mampir dulu ke tempat tertentu? Ini sama dengan kesurupan. Hanya saja kesurupannya orang naik motor macam itu bisa dibilang possesion yang ringan. Ini juga bisa terjadi saat kita nonton Televisi misalnya.
Ya tapi tentu saja banyak orang yang akan menyangkal atau menolak bahkan marah-marah kalau dibilang tiap hari mengalami kesurupan. Dari pengamatan epidimiologi terhadap kesurupan/possesion menemukan ada hubungan kondisi gangguan ini dengan keadaan sosial/budaya di masyarakat. Dari sudut pandang psikiatri, penyebab kesurupan adalah adanya tekanan mental atau sosial yang masuk ke alam bawah sadar dan gagal diatasi oleh individu yang bersangkutan.
Neurosains terkini mendapati kesurupan sebagai akibat konflik temporer atara beberapa sirkuit otak emosi yang dimenangkan nukleus accumbent di amigdala. Maka dari itu, penderita bertindak lepas kontrol, hilang kesadaran akan sekitarnya, tidak bisa membedakan kenyataan dan fantasi, nada suara berubah. Gejolak oksitosin dan dopamin di berbagai sirkuit realitas membuat penderita trance tidak bisa berkonsentrasi dan terkadang hilang ingatan. "Hyper recalling" pada memori otak emosi, membuat penderita berbicara bahasa asing yang pernah didengarnya, tapi dalam keadaan sadar dia tidak bisa.
Kondisi-kondisi seperti itu karena dipengaruhi faktor sosial, spiritual, psikologis dan lain-lain. Dengan pemeriksaan yg teliti oleh ahlinya, faktor penyebab bisa diketahui.
**Kesurupan Masal
Kondisi kesurupan masal sebenarnya mulanya adalah kesurupan individual yang kemudian menjadi masal karena orang lain yang melihat jadi tersugesti.
**Kesurupan individual
Terpicu dan muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi.
DTD atau kesurupan bisa terjadi perorangan atau bersama-sama, saling memengaruhi, tidak jarang menimbulkan kepanikan bagi lingkungannya (histeria massa).
Kalau dalam satu kelompok remaja ada seorang yang mengalami kesurupan, yang lain terutama yg punya bakat atau resiko kesurupan, bisa langsung “tertular”. Istilah tertular tidak menyatakan bahwa ada sesuatu yang pindah dari satu org ke yang lainnya, tapi ada orang meniru perilaku orang kesurupan orang lain.
Kecenderungan meniru memang ada pada manusia dan beberapa spesies yang kaya "neuron cermin" di otaknya. Di otak manusia paling berlimpah.
Dalam keadaan saat kesurupan, ada yang masih menyadari sepenuhnya, ada yang menyadari sebagian, dan ada pula yang tdk menyadari sama sekali. Bervariasi.
Dalam kondisi kesurupan penderita bisa melakukan gerakan-gerakan yang terjadi secara otomatis, tidak ada beban mental, dan tercetus dengan bebas. Setelah fase itu dilewati, biasanya fisik orang yang habis kesurupan merasa lelah tapi mental mereka mendapat kepuasan. Akibat rilis oksitosin.
Selain kepuasan mental karena banjirnya oksitosin dalam sirkuit-sirkuit tertentu di otaknya, pelaku kesurupan mendapat ‘secondary gain’ yaitu diperhatikan orang. Itulah mengapa kesurupan tidak pernah terjadi pada saat orang sedang sendirian di kamar, selalu terjadi di depan orang lain. Mencari perhatian.
Pada dasarnya, kesurupan adalah kondisi psikologis yang merupakan cara mendapatkan keuntungan (gain) untuk lepas dari tekanan mental yang tak disadari.
Posting Komentar untuk "Kesurupan adalah "Penyakit" Bukan "Mistis" || Penjelasan Ilmiah Tentang Kesurupan"